Powered By Blogger

Welcome

Selamat datang di blog saya. Ini adalah blog pertama saya. Saya mohon maaf apabila dalam tampilan blog ini kurang menarik. terima kasih atas kunjungan Anda. GBU...

Minggu, 04 Januari 2009

The Dark Night

Sekuel Film Batman "The Dark Night" Tidak Tayang Di China

Batman "The Dark Night"
Batman "The Dark Night"
Sekuel laris Batman, "The Dark Knight", tak akan diputar di bioskop-bioskop China, Warner Bros. menyatakan dalam sebuah pernyataannya Rabu.

Studio itu mengemukakan film yang mendapat sambutan positif itu, film terlaris kedua dalam sejarah box-office AS, tak akan diputar di China, dengan "kepekaan kultural" disebut-sebut sebagai sdalah satu alasannya.

"Berdasarkan pada sejumlah prasyarat pra-rilis yang diberikan pada 'The Dark Knight' dan kepekaan kultural pada beberapa elemen dari film ini, kami memutuskan untuk tak melakukan penayangan film ini di China," kata pernyataan yang dikirim lewat email kepada AFP."

Tak jelas apa yang dimaksud "kepekaan budaya" itu. Namun yang pasti, dalam film tersebut terdapat adegan yang diambil di Hongkong, dimana Batman, yang diperankan Christian Bale, meringkus seorang pencuci uang China.

Pirates of the Caribbean: At World’s End

Pirates of the Caribbean: At World’s End



Genre: Aksi, Komedi, Petualangan
Durasi: 165 Menit
Sutradara: Gore Verbinski
Penulis Skenario: Terry Rossio, Ted Elliott

Pemain
Johnny Depp sebagai Jack Sparrow
Orlando Bloom sebagai William Turner
Keira Knightley sebagai Elizabeth Swann/Elizabeth Turner
Geoffrey Rush sebagai Barbossa
Bill Nighy sebagai Davy Jones
Tom Hollander sebagai Lord Cutler Beckett
Chow Yun-Fat sebagai Sao Feng
Stellan Skarsgard sebagai Boostrap
Naomi Harris sebagai Tia Dalma/Calypso
Jack Davenport sebagai Comodore James Norrington
Kevin McNally sebagai Mr. Gibbs
Keith Richards sebagai Captain Teague/Ayah Jack Sparrow

Walaupun tidak berhasil meraih keuntungan awal seperti Pirates of the Caribbean: Dead Men’s Chest, namun Pirates of the Caribbean: At World’s end, tetaplah menjadi film yang paling ditunggu di tahun 2007 ini. Kisah petualangan Jack Sparrow, Will Turner, serta Elizabeth Swann kembali hadir di hadapan kita. Di seri tiga ini, kembali hadir Barbossa (Pirates I), Davy Jones (Pirates 2), plus Sao Feng, yang tampil perdana pada seri Pirates 3.

Dikisahkan, Jack Sparrow (Johnny Depp) telah berhasil dibebaskan dari cengkeraman Davy Jones (Bill Nighy). Namun persoalan menjadi pelik ketika semua tokoh karakter dalam film ini punya tujuan masing-masing. Mulai dari Jack Sparrow (Johnny Depp), yang hanya diketahui oleh Tuhan, kemana Ia berpihak. Barbossa (Geoffrey Rush) yang bersekutu namun juga ingin menguasai kapal Black Pearl. Davy Jones (Bill Nighy) yang patah hati oleh Calypso. Will Turner (Orlando Bloom) yang berjanji membebaskan ayahnya, Bootstrap (Stellan Skarsgard) serta ingin mengawini Elizabeth Swann.

Sementara itu Elizabeth Swann (Keira Knightley) memendam dendam karena kematian sang ayah yang dibunuh Lord Cutler Beckett, serta ingin kembali bersama Will Turner untuk menikah. Di lain pihak Lord Cutler Beckett (Tom Hollander) ingin menjadi nomor satu untuk menguasai samudera. Ditambah lagi, perompak asal Asia, Sao Feng (Chow Yun Fat) yang punya tujuan untuk kepentingannya.

Menariknya, setiap karakter dalam film ini tidaklah mempunyai kawan atau sekutu yang abadi. Semua karakter seringkali berpindah aliansi untuk kepentingan dan tujuan yang diingankan. Walaupun, hal tersebut sudah seringkali kita jumpai dalam dua film Pirates of The Caribbean sebelumnya.

Singkat kata, konflik seluruh tokoh karakter dalam film ini, membuat seluruh bajak laut harus mengadakan pertemuan, layaknya sebuah kongres luar biasa partai untuk mengatasi persoalan ini serta hampir seluruh kekuatan armada laut Kerajaan Inggris yang ingin melenyapkan para bajak laut.

Gore Verbinski sebagai sutradara berhasil membuat Pirates of the Caribbean seri 3 ini lebih memukau, lebih seru, lebih kocak, lebih konyol, tampilan visual efek yang sangat menarik untuk ditonton, serta Sinematografi yang sungguh indah untuk memanjakan mata penonton.

Selain itu, Verbinski berhasil memandu setiap pemain untuk tampil dengan gaya karakternya masing-masing. Penambahan tokoh karakter dalam film ini, nampaknya tidak membuat Verbinski mendapati kesulitan untuk meramunya.

Yang paling menarik adalah, bagaimana Verbinski bisa mengolah pertempuran antara kapal Black Pearl melawan kapal Flying Dutchman di tengah pusaran air laut. Menariknya, saat terjadi pertempuran hebat tersebut, Verbinski berhasil mengolah adegan kisah cinta antara Will Turner dan Elizabeth Swann terlihat romantis. Di tambah beberapa adegan konyol para kru yang bertarung dan tentunya bagaimana Jack Sparrow yang selalu lolos dari ancaman maut.

Terry Rossio dan Ted Elliott yang mengerjakan skenario film ini juga patut mendapatkan acungan jempol. Terry dan Ted seakan tidak kehilangan ide untuk menambah berbagai konflik serta membuat cerita tetap menarik dengan berbagai penambahan alur cerita di luar dugaan penonton. Terlebih, Terry dan Ted, membuat akhir ending cerita dalam film ini, kisah mengenai nasib Will Turner yang tidak terpikirkan oleh penonton sebelumnya. Selain itu, Terry dan Ted mampu mempertahankan kelucuan-kelucuan ala Pirates of the Caribbean dalam seri yang ke tiga ini.

Nilai lebih lainnya dari film ini adalah kostum para tokoh karakter pemain serta make-up beberapa karakter yang terlihat seperti monster. Mulai dari Elizabeth Swann yang berpakaian ala Asia, kostum para bajak laut saat menghadiri pertemuan bajak laut, seragam pasukan armada Inggris, serta make-up Davy Jones dan para kru lainnya yang harus terlihat beda, dibuat semaksimal mungkin agar tidak terlihat janggal dalam film ini.

Akting pemain dalam film ini juga dapat dikatakan tidak terlihat berlebihan. Johnny Depp berhasil tetap mempertahankan gaya Jack Sparrow yang tengil, konyol, serta menjengkelkan, namun penonton tidak dapat membencinya. Begitu juga Orlando Bloom yang memerankan Will Turner tampil layaknya ksatria seperti yang diinginkan penonton. Keira Knightley juga berhasil mendalami perannya sebagai Elizabeth Swann yang seakan mulai berpengalaman menghadapi para bajak laut.

Begitu juga para tokoh pendukung seperti Geoffrey Rush yang berperan sebagai Barbossa tetap menawan dengan keangkuhan gayanya, Billy Nighy yang berperan sebagai Davy Jones bisa mengekspresikan bagaimana patah hatinya terhadap Calypso namun juga kejam, Chow Yun-Fat terlihat layaknya seperti peompak Asia, serta Tom Hollander yang harus tampil seangkuh mungkin dalam memerankan Lord Cutler Beckett.

Kehadiran gitaris Rolling Stones, Keith Richard yang berperan sebagai ayah Jack Sparrow sebagai bintang tamu juga cukup menarik. Konyolnya, Keith Richard sempat-sempatnya mengalunkan gitar di tengah pertemuan bajak laut sedunia.

Secara keseluruhan Pirates of the Caribbean: At World’s End berhasil menjadi film film sequel yang tidak mengecewakan. Apabila berusaha membandingkannya dengan film sequel lainnya seperti Spiderman 3 serta Ocean’s Thirteen, Pirates of the Caribbean: At World’s End sepertinya masih lebih menarik. Salut untuk Jerry Bruckheimer yang bertindak sebagai produser. Selamat menonton !!!

Quantum of Solace

Ciri Khas James Bond Hilang di 'Quantum of Solace'


Gambar
James Bond

Dalam film terbaru James Bond 'Quantum of Solace' Anda akan kehilangan beberapa ciri khas agen rahasia 007. Gaya mengenalkan diri Bond yang khas tidak akan tampil dalam film tersebut.

Kata-kata "Bond, James Bond" tidak akan muncul pada film itu. Hal itu terjadi karena ketika syuting adegan yang terdapat naskah itu tidak sesuai dengan bayangan sang sutradara Marc Foster. Demikian detikhot kutip dari aceshowbiz, Senin (23/9/2008).

Foster juga menambahkan dalam film yang dibintangi Daniel Craig itu, James Bond juga tidak akan mengatakan "shaken not stirred". Dalam film-film sebelumnya kata-kata itu muncul ketika James Bond memesan minuman favoritnya Martini.

Dalam film 'Quantum of Solace' sang sutradara ingin menampilkan film Bond yang berbeda dengan film-film sebelumnya. Ia ingin mengubah formula film Bond yang sebelumnya dipegang teguh oleh sutradara-sutradara film Bond lainnya

Film 'Quantum of Solace' akan berdurasi 106 menit. Film ini akan menjadi film James Bond yang terpendek. Sebelumnya film terpendek James Bond yaitu 'Goldfinger' berdurasi 110 menit.

Ice Age 2






Film animasi Ice Age 2: The Meltdown baru-baru ini dikabarkan telah berhasil menduduki posisi teratas dari Box Office di Amerika.Film tersebut merupakan film pertama di tahun 2006 yang berhasil memperoleh pendapatan sekitar 57,3 juta Dollar US pada pembukaannya diawal pekan ini.Tempat kedua diisi oleh film komedi mengenai Baseball berjudul The Benchwarmers yang dibintangi oleh David Spade dan Rob Schneider.Sedangkan film tentang ballroom dancing milik Antonio Banderas yang berjudul Take the Lead berhasil menduduki posisi nomor tiga disamping film berjudul Inside Man yang dibintangi oleh Clive Owen yang berada pada posisi nomor 4, sementara posisi 5, yakni Lucky Number Slevin yang telah ditayangkan perdananya di Inggris seperti yang dilaporkan oleh BBC online.Film tersebut dibintangi oleh Josh Hartnett, Lucy Liu dan Sir Ben Kingsley yang berhasil mendapatkan keuntungan sebesar 4 juta Pounds dalam kurun waktu 3 hari.




Seperti film keluarga lainnya, Ice Age 2 yang dikeluarkan menjelang musim panas 2006 ini penuh dengan lelucon dan keharuan, serta sedikit pelajaran berharga.
Kisah tentang pencairan bongkahan es di sebuah habitat diceritakan dengan cara yang sangat sederhana. Lokasinya tentu saja bukan di wilayah hunian manusia, melainkan di sebuah kutub antah berantah yang sejauh mata memandang wilayahnya dipenuhi bongkahan es. Binatang-binatang yang hidup di situ tidak sedikit dan berbagai jenis pula, termasuk tokoh-tokoh Ice Age (2002) sebelumnya, Manny, Syd, dan Diego. Mereka memiliki taman tempat bermain di sebuah ngarai yang dikelilingi es.
Layaknya manusia, mereka memiliki masalah-masalah pribadi. Manny, si mammoth yang dianggap tinggal satu-satunya di dunia ini, selalu sedih ketika ditanyai mengenai keluarga. Syd si kukang yang dianggap pecundang selalu dikerjai oleh teman-temannya. Diego, si macan galak, diam-diam ternyata seekor binatang penakut pula.
Layaknya manusia pula, mereka tidak selalu hidup akur. Ada saja masalah yang membuat mereka berkelahi atau sekadar saling meledek. Namun, mereka harus melupakan kebiasaan itu ketika beredar isu bongkahan es yang mengelilingi mereka akan mencair. Tempat tinggal mereka akan menjadi dasar lautan. Jalan satu-satunya adalah menuju puncak gunung yang di atasnya tersedia perahu untuk mereka semua.
Untuk penonton anak-anak, di sinilah nilai yang ingin ditanamkan oleh sang penulis cerita, Peter Gaulke dan Gerry Swallow. Dalam situasi yang mendesak, permusuhan harus segera dilupakan. Seperti para binatang itu, mereka saling bahu untuk mencapai puncak gunung itu. Tak sedikit pelajaran yang mereka temukan di jalan, terutama mengenai keberanian dan persahabatan.
Manny, misalnya, menemukan seekor mammoth betina, Elly, yang merasa dirinya adalah possum, binatang yang digambarkan selalu berpura-pura mati ketika bahaya mengancam. Ada pula kisah cinta di antara keduanya.
Elly dan dua saudara possum-nya selalu takut diterkam burung bangkai ketika keluar siang. Tapi, mereka harus keluar siang kala itu demi menyelamatkan diri. Mereka bertemu dengan ratusan ekor burung bangkai yang menari-nari sambil mengancam akan memakan mereka. Burung-burung itu rupanya hanya mengancam. Elly dan dua saudaranya, serta binatang-binatang lainnya selamat melintas.
Scrat si Serakah
Di tengah perjuangan mereka menuju puncak gunung, seekor binatang lain, Scrat, sibuk berjuang mengambil buah kenari yang begitu sulit dikuasai. Dia memang tidak banyak berpengaruh pada cerita, tapi binatang yang satu ini mengundang tawa penonton. Tengoklah aksinya ketika berputar-putar bersama dengan buah kenari di balik bongkahan es. Scrat ini terbilang serakah. Ketika ia berjuang mendapatkan kenari yang satu itu, tanpa sengaja ia terlontar memasuki kerajaan kenari. Ia mendapatkan banyak kenari di situ. Namun, dengan serakahnya ia ingin menguasai si “raja” kenari yang besar dan sangat menggoda. Alhasil, “raja” kenari menghempaskannya, kenari-kenari kecil pun tidak ia dapatkan. Kisah Scrat ini muncul berkali-kali saat Manny dan kawan-kawan dalam perjalanan.
Bencana mencairnya bongkahan es itu ternyata membawa berkah bagi Manny dan kawan-kawan. Klimaksnya terjadi menjelang akhir cerita ketika setiap binatang mendapatkan hal-hal yang paling diinginkan. Manny, misalnya, menemukan sekelompok mammoth lain. Ia bukan lagi satu-satunya mammoth di dunia ini. Syd yang selalu dipecundangi akhirnya menemukan sekelompok kungkang kecil yang menganggapnya raja. Diego, si macan yang ternyata juga tidak dapat berenang, akhirnya berhasil memuaskan diri dengan menyelamatkan Syd dan dua possum itu. Tak ketinggalan, Diegolah yang membuat Syd terlihat begitu berharga di hadapan kungkang-kungkang lainnya.
Ketika Manny berjumpa dengan sekelompok mammoth lain, ia dihadapkan pada dua pilihan, mengikuti mammoth-mammoth itu dan menyusul Elly yang terlebih dahulu bergabung, atau tetap bersama kedua teman seperjuangannya, Syd dan Diego, menjelajahi bagian lain bumi ini. Tentu saja, akhir film karya sutradara Carlos Saldanha ini membuat para penonton puas, sebuah akhir yang biasa pula pada film-film sejenis.