Powered By Blogger

Welcome

Selamat datang di blog saya. Ini adalah blog pertama saya. Saya mohon maaf apabila dalam tampilan blog ini kurang menarik. terima kasih atas kunjungan Anda. GBU...

Minggu, 04 Januari 2009

Pirates of the Caribbean: At World’s End

Pirates of the Caribbean: At World’s End



Genre: Aksi, Komedi, Petualangan
Durasi: 165 Menit
Sutradara: Gore Verbinski
Penulis Skenario: Terry Rossio, Ted Elliott

Pemain
Johnny Depp sebagai Jack Sparrow
Orlando Bloom sebagai William Turner
Keira Knightley sebagai Elizabeth Swann/Elizabeth Turner
Geoffrey Rush sebagai Barbossa
Bill Nighy sebagai Davy Jones
Tom Hollander sebagai Lord Cutler Beckett
Chow Yun-Fat sebagai Sao Feng
Stellan Skarsgard sebagai Boostrap
Naomi Harris sebagai Tia Dalma/Calypso
Jack Davenport sebagai Comodore James Norrington
Kevin McNally sebagai Mr. Gibbs
Keith Richards sebagai Captain Teague/Ayah Jack Sparrow

Walaupun tidak berhasil meraih keuntungan awal seperti Pirates of the Caribbean: Dead Men’s Chest, namun Pirates of the Caribbean: At World’s end, tetaplah menjadi film yang paling ditunggu di tahun 2007 ini. Kisah petualangan Jack Sparrow, Will Turner, serta Elizabeth Swann kembali hadir di hadapan kita. Di seri tiga ini, kembali hadir Barbossa (Pirates I), Davy Jones (Pirates 2), plus Sao Feng, yang tampil perdana pada seri Pirates 3.

Dikisahkan, Jack Sparrow (Johnny Depp) telah berhasil dibebaskan dari cengkeraman Davy Jones (Bill Nighy). Namun persoalan menjadi pelik ketika semua tokoh karakter dalam film ini punya tujuan masing-masing. Mulai dari Jack Sparrow (Johnny Depp), yang hanya diketahui oleh Tuhan, kemana Ia berpihak. Barbossa (Geoffrey Rush) yang bersekutu namun juga ingin menguasai kapal Black Pearl. Davy Jones (Bill Nighy) yang patah hati oleh Calypso. Will Turner (Orlando Bloom) yang berjanji membebaskan ayahnya, Bootstrap (Stellan Skarsgard) serta ingin mengawini Elizabeth Swann.

Sementara itu Elizabeth Swann (Keira Knightley) memendam dendam karena kematian sang ayah yang dibunuh Lord Cutler Beckett, serta ingin kembali bersama Will Turner untuk menikah. Di lain pihak Lord Cutler Beckett (Tom Hollander) ingin menjadi nomor satu untuk menguasai samudera. Ditambah lagi, perompak asal Asia, Sao Feng (Chow Yun Fat) yang punya tujuan untuk kepentingannya.

Menariknya, setiap karakter dalam film ini tidaklah mempunyai kawan atau sekutu yang abadi. Semua karakter seringkali berpindah aliansi untuk kepentingan dan tujuan yang diingankan. Walaupun, hal tersebut sudah seringkali kita jumpai dalam dua film Pirates of The Caribbean sebelumnya.

Singkat kata, konflik seluruh tokoh karakter dalam film ini, membuat seluruh bajak laut harus mengadakan pertemuan, layaknya sebuah kongres luar biasa partai untuk mengatasi persoalan ini serta hampir seluruh kekuatan armada laut Kerajaan Inggris yang ingin melenyapkan para bajak laut.

Gore Verbinski sebagai sutradara berhasil membuat Pirates of the Caribbean seri 3 ini lebih memukau, lebih seru, lebih kocak, lebih konyol, tampilan visual efek yang sangat menarik untuk ditonton, serta Sinematografi yang sungguh indah untuk memanjakan mata penonton.

Selain itu, Verbinski berhasil memandu setiap pemain untuk tampil dengan gaya karakternya masing-masing. Penambahan tokoh karakter dalam film ini, nampaknya tidak membuat Verbinski mendapati kesulitan untuk meramunya.

Yang paling menarik adalah, bagaimana Verbinski bisa mengolah pertempuran antara kapal Black Pearl melawan kapal Flying Dutchman di tengah pusaran air laut. Menariknya, saat terjadi pertempuran hebat tersebut, Verbinski berhasil mengolah adegan kisah cinta antara Will Turner dan Elizabeth Swann terlihat romantis. Di tambah beberapa adegan konyol para kru yang bertarung dan tentunya bagaimana Jack Sparrow yang selalu lolos dari ancaman maut.

Terry Rossio dan Ted Elliott yang mengerjakan skenario film ini juga patut mendapatkan acungan jempol. Terry dan Ted seakan tidak kehilangan ide untuk menambah berbagai konflik serta membuat cerita tetap menarik dengan berbagai penambahan alur cerita di luar dugaan penonton. Terlebih, Terry dan Ted, membuat akhir ending cerita dalam film ini, kisah mengenai nasib Will Turner yang tidak terpikirkan oleh penonton sebelumnya. Selain itu, Terry dan Ted mampu mempertahankan kelucuan-kelucuan ala Pirates of the Caribbean dalam seri yang ke tiga ini.

Nilai lebih lainnya dari film ini adalah kostum para tokoh karakter pemain serta make-up beberapa karakter yang terlihat seperti monster. Mulai dari Elizabeth Swann yang berpakaian ala Asia, kostum para bajak laut saat menghadiri pertemuan bajak laut, seragam pasukan armada Inggris, serta make-up Davy Jones dan para kru lainnya yang harus terlihat beda, dibuat semaksimal mungkin agar tidak terlihat janggal dalam film ini.

Akting pemain dalam film ini juga dapat dikatakan tidak terlihat berlebihan. Johnny Depp berhasil tetap mempertahankan gaya Jack Sparrow yang tengil, konyol, serta menjengkelkan, namun penonton tidak dapat membencinya. Begitu juga Orlando Bloom yang memerankan Will Turner tampil layaknya ksatria seperti yang diinginkan penonton. Keira Knightley juga berhasil mendalami perannya sebagai Elizabeth Swann yang seakan mulai berpengalaman menghadapi para bajak laut.

Begitu juga para tokoh pendukung seperti Geoffrey Rush yang berperan sebagai Barbossa tetap menawan dengan keangkuhan gayanya, Billy Nighy yang berperan sebagai Davy Jones bisa mengekspresikan bagaimana patah hatinya terhadap Calypso namun juga kejam, Chow Yun-Fat terlihat layaknya seperti peompak Asia, serta Tom Hollander yang harus tampil seangkuh mungkin dalam memerankan Lord Cutler Beckett.

Kehadiran gitaris Rolling Stones, Keith Richard yang berperan sebagai ayah Jack Sparrow sebagai bintang tamu juga cukup menarik. Konyolnya, Keith Richard sempat-sempatnya mengalunkan gitar di tengah pertemuan bajak laut sedunia.

Secara keseluruhan Pirates of the Caribbean: At World’s End berhasil menjadi film film sequel yang tidak mengecewakan. Apabila berusaha membandingkannya dengan film sequel lainnya seperti Spiderman 3 serta Ocean’s Thirteen, Pirates of the Caribbean: At World’s End sepertinya masih lebih menarik. Salut untuk Jerry Bruckheimer yang bertindak sebagai produser. Selamat menonton !!!

1 komentar: