Film animasi Ice Age 2: The Meltdown baru-baru ini dikabarkan telah berhasil menduduki posisi teratas dari Box Office di Amerika.Film tersebut merupakan film pertama di tahun 2006 yang berhasil memperoleh pendapatan sekitar 57,3 juta Dollar US pada pembukaannya diawal pekan ini.Tempat kedua diisi oleh film komedi mengenai Baseball berjudul The Benchwarmers yang dibintangi oleh David Spade dan Rob Schneider.Sedangkan film tentang ballroom dancing milik Antonio Banderas yang berjudul Take the Lead berhasil menduduki posisi nomor tiga disamping film berjudul Inside Man yang dibintangi oleh Clive Owen yang berada pada posisi nomor 4, sementara posisi 5, yakni Lucky Number Slevin yang telah ditayangkan perdananya di Inggris seperti yang dilaporkan oleh BBC online.Film tersebut dibintangi oleh Josh Hartnett, Lucy Liu dan Sir Ben Kingsley yang berhasil mendapatkan keuntungan sebesar 4 juta Pounds dalam kurun waktu 3 hari.
Seperti film keluarga lainnya, Ice Age 2 yang dikeluarkan menjelang musim panas 2006 ini penuh dengan lelucon dan keharuan, serta sedikit pelajaran berharga.
Kisah tentang pencairan bongkahan es di sebuah habitat diceritakan dengan cara yang sangat sederhana. Lokasinya tentu saja bukan di wilayah hunian manusia, melainkan di sebuah kutub antah berantah yang sejauh mata memandang wilayahnya dipenuhi bongkahan es. Binatang-binatang yang hidup di situ tidak sedikit dan berbagai jenis pula, termasuk tokoh-tokoh Ice Age (2002) sebelumnya, Manny, Syd, dan Diego. Mereka memiliki taman tempat bermain di sebuah ngarai yang dikelilingi es.
Layaknya manusia, mereka memiliki masalah-masalah pribadi. Manny, si mammoth yang dianggap tinggal satu-satunya di dunia ini, selalu sedih ketika ditanyai mengenai keluarga. Syd si kukang yang dianggap pecundang selalu dikerjai oleh teman-temannya. Diego, si macan galak, diam-diam ternyata seekor binatang penakut pula.
Layaknya manusia pula, mereka tidak selalu hidup akur. Ada saja masalah yang membuat mereka berkelahi atau sekadar saling meledek. Namun, mereka harus melupakan kebiasaan itu ketika beredar isu bongkahan es yang mengelilingi mereka akan mencair. Tempat tinggal mereka akan menjadi dasar lautan. Jalan satu-satunya adalah menuju puncak gunung yang di atasnya tersedia perahu untuk mereka semua.
Untuk penonton anak-anak, di sinilah nilai yang ingin ditanamkan oleh sang penulis cerita, Peter Gaulke dan Gerry Swallow. Dalam situasi yang mendesak, permusuhan harus segera dilupakan. Seperti para binatang itu, mereka saling bahu untuk mencapai puncak gunung itu. Tak sedikit pelajaran yang mereka temukan di jalan, terutama mengenai keberanian dan persahabatan.
Manny, misalnya, menemukan seekor mammoth betina, Elly, yang merasa dirinya adalah possum, binatang yang digambarkan selalu berpura-pura mati ketika bahaya mengancam. Ada pula kisah cinta di antara keduanya.
Elly dan dua saudara possum-nya selalu takut diterkam burung bangkai ketika keluar siang. Tapi, mereka harus keluar siang kala itu demi menyelamatkan diri. Mereka bertemu dengan ratusan ekor burung bangkai yang menari-nari sambil mengancam akan memakan mereka. Burung-burung itu rupanya hanya mengancam. Elly dan dua saudaranya, serta binatang-binatang lainnya selamat melintas.
Scrat si Serakah
Di tengah perjuangan mereka menuju puncak gunung, seekor binatang lain, Scrat, sibuk berjuang mengambil buah kenari yang begitu sulit dikuasai. Dia memang tidak banyak berpengaruh pada cerita, tapi binatang yang satu ini mengundang tawa penonton. Tengoklah aksinya ketika berputar-putar bersama dengan buah kenari di balik bongkahan es. Scrat ini terbilang serakah. Ketika ia berjuang mendapatkan kenari yang satu itu, tanpa sengaja ia terlontar memasuki kerajaan kenari. Ia mendapatkan banyak kenari di situ. Namun, dengan serakahnya ia ingin menguasai si “raja” kenari yang besar dan sangat menggoda. Alhasil, “raja” kenari menghempaskannya, kenari-kenari kecil pun tidak ia dapatkan. Kisah Scrat ini muncul berkali-kali saat Manny dan kawan-kawan dalam perjalanan.
Bencana mencairnya bongkahan es itu ternyata membawa berkah bagi Manny dan kawan-kawan. Klimaksnya terjadi menjelang akhir cerita ketika setiap binatang mendapatkan hal-hal yang paling diinginkan. Manny, misalnya, menemukan sekelompok mammoth lain. Ia bukan lagi satu-satunya mammoth di dunia ini. Syd yang selalu dipecundangi akhirnya menemukan sekelompok kungkang kecil yang menganggapnya raja. Diego, si macan yang ternyata juga tidak dapat berenang, akhirnya berhasil memuaskan diri dengan menyelamatkan Syd dan dua possum itu. Tak ketinggalan, Diegolah yang membuat Syd terlihat begitu berharga di hadapan kungkang-kungkang lainnya.
Ketika Manny berjumpa dengan sekelompok mammoth lain, ia dihadapkan pada dua pilihan, mengikuti mammoth-mammoth itu dan menyusul Elly yang terlebih dahulu bergabung, atau tetap bersama kedua teman seperjuangannya, Syd dan Diego, menjelajahi bagian lain bumi ini. Tentu saja, akhir film karya sutradara Carlos Saldanha ini membuat para penonton puas, sebuah akhir yang biasa pula pada film-film sejenis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar